Desa Tua di Flores

Desa Tua di Flores

Salah satu alasan para wisatawan datang ke Bajawa Flores adalah karena adanya desa tua jaman megalith yang terhampar di wilayah Bajawa Flores. Dengan adat istiadat yang masih kental desa-desa tua ini bisa kita temui sekitar 7-15 km dari pusat kota Bajawa. Salah satu kampung itu addalah Bena.

Desa bena Bajawa Flores

 

Kampung bena terkesan sangat foto genik, perkampungan bena terkesan seperti perkampungan dalam film-film petualangan ada gunung tinggi menjadi latar rumah penduduk yang sangat etnik dan tradisional, jalanan yang berkelok-kelok serta udara segar menyelimuti siapapun yang datang kesini. Perkampungan Bena termasuk kedalam daftar tentatif dalam UNESCO Word Heritage Site sejak 2005. Inilah perkampungan yang bisa dibanggakan sebagai kekayaan negara Indoneia. Meskipun turistik Bena jauh dari terkesan tereksploitasi, orang-orang di perkampungan ini sangat satun, tidak agresif.Pengunjung dipersilahkan mengisi buku tamu dan memberikan donasi secara sukarela. Ada yang unik dari Bena dimana koin-koin donasi dari berbagai negara mereka jadikan hiasan kalung. Mereka juga menjual kain tentun namun tidak pernah memaksa pedatang untuk membeli atau mengesankan diri untuk diberi belas kasihan.

Sealain Bena kita dapat menemukan pedesaan tua yang letaknya di pinggir jalan yaitu Langa. Yang membuat unik dan menghadirkan daya tarik wisatawan untuk datang ke Langa adalah karena terdapat batu megalit yang tegaklurus keatas serta dikelilingi pondok seperti rumah-rumahan.

megalith langa flores

Suku-suku di sekitar bajawa menganut sistem matrialkal yaitu dimana pihak perempuanlah yang memegang tampuk tertinggi dalam klan. Perkawinan dilaksanakan berdasarkan garis kekerabatan ibu. Klan baru terbentuk dari perkawinan kekerabatan ini. Setiap pembentukan klan di Bajawa ditandai dengan simbol keluarga pria dan wanita. Simbol diwujudkan dengan pendirian rumah mini dan rumah payung yang didirikan dihalaman tengah perkampungan. Rumah mini tersebut disebut Bagha merupakan simbol keluarga wanita dan rumah payung yang disebut Ngadhu sebagai simbol keluarga pria.

 

Atap-atap rumah hunian para warga, pada bagian tengahnya terdapat ornamen. Atap rumah keluarga pria, Sakapu’u terdapat ornamen patung pria mirip boneka, atap rumah milik keluarga wanita, Sakalobo, dipasang lagi rumah super mini. Pesta adat di Bajawa selalu mengorbakan binatang ternak dan yang paling sering dijadikan persembahan adalah kerbau dan babi. Tanduk kerbau di pajang didekat pintu rumah, grahamnya disangkutkan di salah satu kisi-kisi rumah. Benar-benar etnik 🙂 .

Perkampungan Luba

Kampung Luba Flores lebih terkesan bersembunyi, kampung Luba jauh lebih hening dan terkesan rahasia. Tidak terdengar apa-apa, hanya nyanyian burung dan suara gesekan dedaunan. Penduduk memadukan agama katolik dan kepercayaan asli mereka sehingga kita bisa menjumpai simbol agama pada benda-benda kepercayaan mereka.

 

Mau Outbound dikawasan Lembang Bandung Jawa Barat?

hubungi Provider Outbound penyedia jasa Event Organizer Outbound di Lembang Bandung :

Hubungi-Kontak-reservasi Sky Adventure Indonesia