Mengenal Permainan Tradisional Anak-Anak Nusantara

Mengenal Permainan Tradisional Anak-Anak Nusantara

Faktanya, diseluruh wilayah nusantara ini, terdapat berbagai aktifitas permainan khas. Uniknya, memanfaatkan perlengkapan seadanya sesuai lingkungan masing-masing. Aktifitas tersebut diselenggarakan sebagai pengisi waktu. Sejatinya, permainan sederhana ini bisa dimainkan siapa saja, tidak terbatas anak-anak. Sayangnya, karena keterbatasan waktu dan ego orang dewasa sungkan memainkannya. Meski kini tergerus oleh permainan modern dan dianggap permainan tradisional, aktifitas permainan ini tak hanya memberikan kegirangan. Ada sapek pembelajaran didalamnya, semisal mengasah kemampuan dan kekuatan fisik, mendidik toleransi dan tanggung jawab, melatih kemampuan berfikir taktis, hingga menjadi bagian dari interaksi sosial secara verbal kepada sesamanya. Nah, berikut ini beberapa pilihan kami atas keragaman permainan anak-anak tradisional khas nusantara.

  1. Egrang

permainan tradisiona egrang

Belum diketahui pasti dari mana asalanya, tetapi dapat dijumpai di berbagai daerah dengan nama berbeda-beda semisal tengkak-tengkak (sebagian wilayah Sumatera Barat), Ingkau (Bengkulu), Jangkungan(Jawa Tengah). Egrang sendiri berasal dari bahasa lampung yang berarti terompah pancung yang terbuat dari bambu bulat panjang. Memainkannya, seseorang ditantang menaiki dua bilah panjang bambu yang diberi tumpuan/pijakan kaki dan berjalan diatasnya. Permainan ini membutuhkan keterampilan, keberanian, dan keseimbangan tubuh dari pemainnya.

  1. Engklek

permainan tradisional engklek

Permainan lompat-lompatan pada bidang datar. Permainan yang disebut juga Sunda Manda ini diyakini mempunyai nama asli Zondag maandag (Bahsa Belanda). Kabarnya, permainan yang populer dikalangan anak-anak dieropa ini masuk ke Indonesia melalui orang-orang Belanda diera Kolonial.

Arena Engklek biasanya berupa kotak-kotak atau persegi panjang. Memainkannya, pemain harus melemparkan sebuah pecahan genteng atau batu pipih yang disebut “Gacuk”, ke kotak secara berurutan. Setelah itu dia harus melompat-lompat ke semua kotak secara berurutan menggunakan satu kaki, menggambil gacuk dan kembali. Permainan engklek juga memiliki makna filosofis, sebagai simbol dari usaha manusia untuk membangun keinginan dengan kerja keras dan sedikit-demi sedikit.

  1. Encrak

permainan encrak di Garut

Entah berasal dari mana tapi kabarnya banyak dimainkan di pelosok kota Garut, Jawa Barat. Bisa dimainkan siapapun tanpa batasan usia. Mirip bola bekel, encrak adalah permainan batu-batu kecil yang dilempar keatas sambil mengambil batu lainya. Batu-batu yang digunakan biasanya berbentuk tak lebih dari seukuran biji salak dimulai dengan memilih biji batuan pilihan, “Kojo” dengan cara dilempar keudara dan ditangkap dengan pnggung tangan dan telapak tangan. Kemudian secara bertahap pemain mengambil satu persatu batu-batu lain yang tersebar dilantai sembari melempar batu kojo ke udara dan menangkapnya kembali setelah mendapatkan batuan di lantai. Didalam permainan ini, para pemainnya diasah ketangkasan, konsentrasi, dan berkompetisi. Jika permain tidak bisa mengambil batu yang tersebar dilantai, tidak bisa menangkap kembali batu kojo yang dilempar ke atas, atau menyentuh batu lain yang tidak akan diambil, permainan akan beralih kelawan. Pemenangnya ditentukan dari biji Batu yang lebih banyak.

  1. Benteng

permainan benteng

Bentengan adalah salah satu jenis permainan tradisional yang banyak dimainkan oleh anak-anak diwilayah pulau jawa. Di Jawa Barat, permainan ini disebut sebagai rerebonan, sedangkan didaerah lain dikenal dengan nama Prisprisan, omer, dan Jek-jekan. Permainan ini sangat digemari karena mudah, kompetitif, juga menantang kegesitan, kewaspadaan, juga team work, dalam permainan ini dikenal beberapa istilah, yaitu benteng dan tawanan. Benteng yang dimaksud adalah markas masing-masing regu biasanya dipilih tiang atau pohon yang saling berdekatan sebagai Benteng. Tawanan adalah permain yang keluar dari wilayahnya dan berhasil disentuh pemain lawan. Tawanan tersebut bisa dibebaskan dan kembali ke bentengnya jika disentuh kembali oleh teman lain dalam kelompoknya. Tujuan utama permainan ini adalah mengambil tawanan sebanyak-banyaknya dan menguasai benteng lawan dengan menyentuh tiang atau pohon benteng kelompok lawan dalam kondisi kosong (tidak ada pemain lawan yang memegangnya). Setiap kelompok terdiri atas beberapa orang denga tugas sesuai kemampuanya. Seperti “penyerang” biasanya menjadii tugas pemain yang dapat berlari kencang. Ada juga yang bertugas sebagai “mata-mata”, “pengganggu” dan “penjaga” Benteng, sesuai dengan kelebihan dan kesepakatan kelompok.

  1. Dakon

permainan dakon

Permainan berhitung ini merupakan salah satu warisan budaya dunia. Permainan ini dipercayai berasal dari wilayah timur tengah. Arkeolog dari National Geografick di wilayah Yordania telah menemukan sebuah lempengan yang terbuat dari batu kapur, dengan bentuk memanjang dengan beberapa cekungan berderet paralel. Para ahli menyimpulkan bahwa benda itu adalah papan permainan congklak yang berasal dari sekitar tahun 7000 sampai 500 SM dari timur tengah, permainan ini menyebar. Di Indonesia permainan ini dikenal dengan nama congkak (Sumatra) dakon/Dhahakonan (Jawa) dan magaleceng (Sulawesi). Dilakukan oleh dua orang, permainan ini adalah kompetisi memindahkan biji dari satu lubang ke lubang lain(16 lubang) dipapan congklak dengan 98 biji congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, bahkan lubang-lubang di tanah. Biji congklaknya dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, bahkan kerang. Pemenangnya adalah yang mendapatkan Biji terbanyak.

 

Mau Outbound dikawasan Lembang Bandung Jawa Barat?

hubungi Provider Outbound penyedia jasa Event Organizer Outbound di Lembang Bandung :

Hubungi-Kontak-reservasi Sky Adventure Indonesia