Penang, Malaysia

Penang, Malaysia

Salam dari penang  TIADA PENGHUJUNG HARI yang lebih indah di penang, Malaysia, bercengkerama di tepi kolam renang Eastern and oriental Hotel dan menyaksikan  matahari tropis terbenam di selat malaka. Lewati petang dengan minum bir Tiger dingin, sehabis menyusuri jalan-jalan ramai dan gerah di inti terdalam yang di lindungi kota ini

-situs warisan dunia UNESCO  seluas 258 hak tare yang beken dengan nama kolonialnya, george Town. Pelabuhan kerajaan inggris  ini sempat makmur karena berdagang harta karun Asia Tenggara, yakni kayu manis, pala, lada, dan sutra, barang yang sama masih di jual di bawah barisan tiang gang beratap, dari rumah toko yang di bangun peranakan Tionghoa.

Saudagar  Tiongkok nan giat ini terampil mencetak uang dan meninggalkan warisan

– sabak leluhur  mereka berdampinggan denggan situs suci agama Hindu, kristen, dan muslim di george Town. Tradisi multikultur ini juga  terasa dalam sajian  lokal  seperti koay teow th’ng, mi beras pipih dan daging yang di tuangi  sup jernih serta disuguhkan di meja panjang  kasar di dermaga pelabuhan.

Di sana, klan purba pernah mendirikan deratan rumah yang kaku di enam dermaga. Anak-cucu mereka memancing di laut hingga senja merekalah, saat peraka berlayar melewati patung Ratu Victoria

-Andrew Nelson