Siapa yang tak mengenal pulau Bali? Bali adalah sebuah pulau yang menjadi salah satu tempat terpaforit para turis domestik dan lokal. Bagi anda yang sedang berkunjung ke Bali, jangan lupa untuk datang ke Desa Tenganan yakni sebuah desa tempat dilaksanakanya tradisi Perang Pandan.
Perang Pandan Sebagai Simbol Penghormatan Kepada Dewa Indra
Perang Pandan atau Mekare-kare di Desa Tenganan, Pengringsingan, Karangasem, Bali.
Dengan bertelanjang dada, kedua tangan mereka pun tak kosong begitu saja.
Tangan kanan menggenggam seikat daun pandan berduri, tangan kiri memegang perisai atau tameng dari rotan.
Selama kurang lebih tiga menit pertandingan satu lawan satu antara para teruna desa.
Mulai dari anak-anak, pemuda dewasa, hingga orang tua bergantian turun ke arena yang dikhususkan untuk menggelar Perang Pandan, Senin kemarin.
Saling mengeret tubuh lawan tandingnya, itulah yang dilakukan dalam tradisi ini.
Tak ketinggalan, suara gamelan selonding khas Tenganan Pegringsingan, mengiringi pertandingan yang berlangsung mulai sekitar pukul 14.00 hingga pukul 16.00 Wita tersebut.
Tampak luka-luka mengenai bagian tubuh para pemuda tersebut.
Meski terasa sakit, namun mereka melakukannya dengan suka cita.
Terdengar dari sorak-sorai para pemuda dan penonton yang ada di arena.
Dan, tak ada paksaan untuk siapa yang turun untuk bertanding terlebih dahulu.
Menurut Sudiastika, Perang Pandan bukanlah sekadar ajang jago-jagoan.
Ritual tahunan ini sebagai bentuk simbol penghormatan kepada Dewa Indra atau Dewa Perang yang dipuja masyarakat Desa Tenganan.
Dalam tradisi ini tak ada istilah menang kalah.
“Ini bukan perlombaan, melainkan bentuk ngayah kepada leluhur kami,” ujar seorang peserta, I Kadek Sulatra.
Bagi Sulatra, perang pandan dianggap yadnya yang paling ikhlas terhadap Tuhan, ketika mengorbankan darahnya.
”Perang Pandan ini merupakan kurban dari penganut Dewa Indra sendiri. Kalau tak dilakukan, takut ada kejadian yang tak diinginkan,” terang Kelian Desa Adat Tenganan lainnya, I Wayan Yasa.
Sambil Megibung, Luka Diobati dengan Ramuan Tradisional
“Sakit tidak terlalu sih, tapi perih,” ujar Komang, salah seorang pemuda yang mengikuti tradisi tersebut, sembari melempar tawa.
Usai pertandingan hari pertama, sambil megibung (tradisi makan bersama-sama), para pemuda ini pun diobati luka-lukanya.
Dengan menggunakan obat tradisional berwarna kekuningan, yakni racikan para daha yang telah disiapkan sehari sebelumnya.
“Obatnya dibuat dari campuran cuka, kunyit dan bahan-bahan tradisional lainnya. Sudah disiapkan para daha dari kemarin,” tambah Sudiastika.
Puncak Perang Pandan akan digelar hari Selasa.
Jika kemarin digelar di Bale Petemu Kaja, hari ini dipanggungkan di Bale Petemu Tengah.
Tak hanya oleh masyarakat Desa Tenganan, para wisatawan baik lokal Bali hingga mancanegara pun datang untuk menyaksikan tradisi setahun sekali ini.
Kemarin, ratusan umat manusia menyesaki panggung Perang Pandan, hingga ada beberapa penonton sampai pingsan.
Tempat Outbound Cikole Lembang Bandung Orchid Fores,- Orchid forest tempat wisata yang menyuguhkan konsep edu tourism. Berkembang menjadi objek wisata edukasi alam. Dengan budidaya tanaman anggrek sebagai fokusnya. Dan untuk kegiatan outbound sendiri... Read More | Share it now!
Paintball Bandung
Paintball Cikole Lembang Bandung
Outbound Games Sky Adventure
Provider Outbound Sky Adventure
Offroad Lembang Sky Adventure
Event Organizer Gathering Ciwidey
GATHERING OUTBOUND AND OFFROAD BANDUNG
EO GATHERING OUTBOUND KUNINGAN CIREBON
GATHERING OUTBOUND AND OFFROAD BANDUNG SKY
OUTBOUND CIKOLE LEMBANG WITH PAINTBALL
THEMATIC NIGHT ENTERTAINMENT BY SKY ADVENTURE
OUTBOUND ARCHERY WARS CIKOLE LEMBANG BANDUNG part 1