Mengenal Suku Mentawai

Mengenal Suku Mentawai

Mengenal Suku Mentawai Indonesia

Mengenal Suku Mentawai Indonesia

Suku Mentawai adalah suku penghuni asli dusun butuy, siberut, di pendalaman mentawai.

E kudu kudu aku sikamangon buttui tamaniu/

E aku si mentawai aku si mentawai tamaniu/

E aku pakei kabit aku pakei kabit tamaniu /

E aku pakei leccu aku pakei leccu tamaniu.

 

Itulah syair yang dikumandangkan oleh pria sesepuh asli mentawai didepan uma (Rumah Tradisional Suku Mentawai). Meskipun kulit sudah keribut pria sepuh ini berbalut tato ditangannya, sambil sesekali menghisap rokok yang asapnya mengikuti arah angin ke sekitar rumah yang masih dikawasan hutan.

Rumah Suku Mentawai

Rumah Suku Mentawai

Pria itu adalah Aman Lau Lau seorang sikerei dari suku salakbirat. Rumah mentawai, di turunkan secara patrilineal ini,berbahan dari alam. Tiang-tiang utamanya dari kayu ribuh yang kokoh. Daun rumbia melindungi penghuninnya dari hujan dan panas. Ada juga bambu, rotan, batang pohon enau, serta gaharu sebagai bahan tambahan. Di bagian depan yang menghadap ke arah matahari terbit, tangga kayu berlengkung saling menyambung hingga menyentuh tanah di bawah nya. di ujung tangga, tanah cekung menampung air untuk mencuci piring. Ruang tenngahnya luas, seluas lapangan sepak takraw. Punen, upacara adat, pun berlangsung di sini. Aman Lau Lau tidak tinggal sendiri di uma ini. Ia bersama istrinya abay Lau Lau,dan lima anak nya. Aman, yang kemudian di ikuti nama anak ter tua, adalah sebutan untuk pria yang telah beristri. Si istri di panggil dengan abay. Untuk beberapa hari, di keluarga inilah saya melupakan sejenak keriuhan kota yang sudah tidak terasa nyaman lagi, menggantinya dengan menghirup kenyamanan dusun butuy, siberut, di tengah hutan hujan pendalaman mentawai. Tato yang berkelidah dari kaki hingga pipi orang mentawai bukanlah wujud gagah-gagahan apalagi tanda bahwa mereka seorang kriminalis. Dalam arat sabulungan, aliran kepercayaan masyarakat pedalaman mentawai, titi (Tato) jauh lebih agung dari itu.Titi berisi falsafah hidup, seluruh perjalanan abadi mereka menuju surga. orang yang hendak di-titi harus menyiapkan hidangan daging babi dan ayam dalam satu perjamuan sebelum tubuhnya di rajah oleh se orang sipatiti, si pembuat tato.

 

”Orang-orang yang melekatkan titi di tubuhya pernah menjadi targetoprasi petrus, penembak misterius, sekitar tahun’80-an.”  ungkap adi rosa,peneliti tato mentawai, suatu ketika di kediamanya. Saat ini, petrus sudah tak adalagi. Lawan baru yang harus di hadapi oleh Orang-orang pedalaman mentawai berganti rupa dalam wujud agama dan pendidikan formal. Kepercayaan arat sabulungan yang menjadi tapak segala aktifitas mereka pun lambat laun akan tergerus. Begitu pula dengan titi yang melekat di badan, harus berhadapan dengan pendidikan formal yang hendak di masuki oleh anak-anak mentawai.” titi yang ada di tubuh anak –anak  dan remaja di anggap sebagai simbol keterbelakangan dan primitif, ketika mereka menimba pendidikan di luar kumpulan Mentawai,” lanjut Adi Rosa. Apa yang membuat orang-orang mentawai ”di asingkan” dari hidup yang mendegungkan modernisasisebagai satu ke budayaan baru?

 

bukanlah penghargaan yang di lakukan orang-orang di wilayah pedalaman mentawai ini rela ber jam-jam menyusuri jalan setapak untuk mengunjungi keluarga maupun tetangga mereka, hanya untuk berseru”Aloita!”
E aku si mentawai aku si mentawai tamaniu/
E aku saa leiku tamaniu.
penggalan terakhir dari syair yang pernah di nyanyikan oleh aman Lau Lau itu masih terngiang di kepala saya. Liriknya menari-menari menemani mata saya yang belum hendak memejam. Esok, rindu sudah harus di titipkan pada uma ini. ”E saya orang mentawai saya orang mentawai saudaraku E  banyak kawan saudara ku.”

Aman Lepon di temani keponakannya tong,mencari tanaman di dalam hutan untuk di jadikan obat-obatan.

Di tengah hutan hujan pedalaman mentawai,uma,rumah tradisional mentawai berdiri kokoh.
kayu ribuh,rumbia,bambu,rotan,dan batang pohon enau adalah material untuk membangun
rumah tempat berlangsung nyake hidupan sehari-hari dan juga tempat pelaksanaan upacara
adat.halaman sebelah:potret  Abay naro,perempuan mentawai berusia 40 tahunan dengan tato
bermotif kail di lengan kiri.tak hanya para pria,perempuan mentawai juga merajah tubuhnya.

. Tengkorak monyet hasil buruan di gantung di dalam uma sebagai penanda usia perbedaan di atas
rumah tersebut (atas).Aman Lau Lau menarikan tarian uizab,tarian yang gerakanya di ambil
dari gerakan burung camar.tarian ini di tampilkan untuk perayaan kelahiran serta saat membuat rumah (kanan atas.)obat tradisional yang telah di racik  oleh Aman Lepon untuk mengobati  diare.
wajib bagi sikerei untuk tidak bersetubuh pada malam sebelum ia mencari dan meramu obat
(kanan bawah).halaman berikutnya:Aman Lau Lau beristirahat di dalam uma.

 

Mau Outbound dikawasan Lembang Bandung Jawa Barat?

hubungi Provider Outbound penyedia jasa Event Organizer Outbound di Lembang Bandung.